Panas, Ribut dan Keruh … Dera Matahari. Hai peserta tabahkan dan kuatkan hatimu, Allah selalu besertamu
Pos 1.
Selama perjalanan dalam kota suasana terasa meriah dari para peserta SMKP Chalenge*), dikejauhan terdengar suara yel-yel, juga terlihat orang-orang disertai tongkat-tongkat dan kaos seragam yang dikenakan terang benderang.
Masih dalam kota, jalan agak menanjak bukit ke arah pos Sekuriti dan harus menyeberang jalan. Tim merasa takut membuat kesalahan karena jika tidak berjalan dan mengikuti rambu maka akan ada penurunan nilai.
Aku yang berpenampilan bunder ini berpartisipasi dalam tim “Alpha”, tapi ada keraguan: mampu kah menyelesaikan tantangan SMKP Chalenge dengan utuh selamat berangkat dan selamat pulang?
*) SMKP Chalenge – Mirip Lomba jelajah dengan halang Rintang bermuatan teori Keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja.
Berjalan bersama dengan peta yang disuplai panitia. Panitia tidak memperbolehkan membawa GPS.
Sepanjang perjalanan di belakang bumi etam, Aku dan tim banyak menemui ilalang setinggi kepala orang bule. Karenanya mengadu keberuntungan hanya mengikuti ‘bayangan peserta lain’ yang telah berjalan lebih dahulu, atau ‘pita ping dan biru’ yang sengaja dipasang panitia.
Selang berapa meter lagi beringsut masuk ke tantangan pertama, kemudian bertemu dengan tim Trakindo ditanah kosong sekitar bumi etam. Tim itu sudah bersiap siap melakukan tugas pertama di Pos 1 Tantangannya adalah: Konsentrasi dan Fokus’ untuk merebut nilai melalui Game ‘Panahan’.
Sebuah papan target warna warni dengan dasar putih terpampang berjarak 20 meter dari pemanah. Semilir angin bertiup rendah saja, tapi sempat konsentrasi terganggu dari suara peserta yang dibawa angin tersebut ke tempat kami, yang mulai mengambil posisi hendak memanah juga.
Satu group terdiri dari 5 personil diberikan peluang memanah. Tetapi tidak terjadi di dalam tim ku , pada kami hanya dilakukan satu orang saja. Strategi ini tidak melanggar bahkan menguntungkan dan dianjurkan; jika satu saja sudah pasti kenapa berlima? Instingku merasakan petunjuk gaib:
Yudhi , Si pemanah pertama dari tim ku melesatkan anak panah ke-satu dan hasilnya agak melenceng keluar di dasar putih. Kami lihat, agaknya ia ingin mencoba lagi, karena penasaran, lalu melesatkan panah kedua dan yang ke-2 agak masuk range. Sebelum ia lanjutkan ia bertanya dulu: “Giliran bapak?” Memberikan anggukan kepadaku.
“Kamu teruskan saja” Aku menolak dan percaya ia dapat melakukan hal yang ajaib. Tepat yang kuduga, anak panah ke 3, 4 dan ke 5, WOW luar biasa! Kami mendekat ke papan target dan berfoto mengabadikan hasil bidikan “sempurna” dari Yudhi.
Pos 2
Keseimbangan, kecepatan, ketangkasan dan kestabilan tubuh.
Perjalanan semakin keras. Siang semakin terang. Mentari bertambah garang. Setelah menaiki undakan tanah merah setinggi rumah, lalu perlahan berhati hati menuruni lembah sedikit terjal. Aku bergerak menjejakan pantat ke tanah sehasta demi sehasta. Teman teman bertubuh ramping tidak perlu meniru seperti aku, mengesoti tanah. Mereka melompat ala parkeur.
Perjalanan kilo meter kedua hampir di selesaikan. Seseorang panitia menanyakan nomor punggung Tim. Jeritan dari seberang kolam: “Baik, tolong bapak bapak mengantri bersiap siap merayap diatas ban pelampung. Disini, tidak berteori kecuali kesepakatan agar tidak nyemplung ke Kolam coklat susu, teman anda diminta menjaga keseimbangan berjalan diatas apungan lima buah ban dalam Truk Gandeng. Ban ini terbentang di atas neraka dan di ujungnya menuju surga dan untuk orang gemuk sepertiku kugambarkan seperti satu helai rambut yang dibelah tujuh
Aku tidak setangkas junior junior; seusia 50 an seperti ini. Perut ku bak hamil tua, dikempiskan dulu baru berjongkok dan merayapi ban besar satu persatu. Kudengar teriakan dan tepukan di pinggir waduk memberikan semangat. “Injak saja kayu, aman itu pak” lalu saat menyentuh tepi, Blurp… ban melesat kedalam air dan posisiku hampir rebah. Tiba-tiba sebuah tangan kokoh dari pinggir meraih tanganku sebelum keseimbanganku hilang. Alhamdullilah Rintangan pos dua berhasil. Dan aku tidak mengecewakan Tim.
Pos 3
Kerja sama, Komunikasi, koordinasi , toleransi
Pos 3, mirip dengan pos dua hanya saja peserta melewati jalur kolam lebih besar berjalan dengan rakit empat orang tanpa pendayung. Tali sepanjang Kolam sudah terbentang disiapkan oleh panitia, mengharuskan peserta kerjasama menarik tali-tali step by step sehingga Rakit dapat bergerak maju sampai ketepian.
Kulihat tim merasa senang tetapi tidak berlangsung lama, muka muka kami berubah pucat, ketika beberapa tim lain Rakitnya terbalik melewati pos ke tiga ini. Besaran rakit adalah satu meter persegi, boleh di isi hanya empat orang. Satu orang lain lagi menjadi petugas logistik.
Saat saat yang mendebarkan tiba untuk tim kami. Panitia menyilahkan Tim 18, bersiap siap melepas sepatu safety dan isi kantong: HP, dompet dan lain ke seberang berjalan kaki terlebih dahulu.
Sepanjang penyeberangan berjalan kaki ke pangkalan muat, Iswandi sangat toleransi sekali mengizinkan dirinya untuk mengangkat sepatu sepatu kami. Tetapi lain yang ia pikirkan, aku berkeputusan: aku yang sebaiknya mengalah sebagai pengangkat barang barang logistik lagipula badanku yang gendut bisa membuat rakit bisa oleng …hiiks hiiks.
Aku ajukan alasan demikian kepada Tim, dan tim menyepakati. Jadilah aku, kurir sementara Tim bergerak memenangkan kontes Pos tiga.
Sungguh kejutan lain lagi terjadi, tim ku melaju kencang mereka berkoordinasi cantik sekali. Kulihat kaki Firdauz dibawah kedua ketiak yusuf. Sedangkan dibawah ketiak firdaus, kaki yudhi dan terakhi kaki Panjang Iswandi duduk manis dibawah Ketiak Yudhi. Tangan tangan diatas temali menarik Rakit. Cantik sekali, dengan harmoni menaklukan rintangan.
Pos 4
Keberanian dan Keyakinan Hati. Kondisi Tim dan lingkungan rawa-rawa, penuh semak dan beluka mata peserta terbatas pada tingginya rumpun ilalang dan birunya langit. Berjalan payah diantara rawah payau. Peluh membanjiri sekujur tubuh. Aku terengah engah mengatur napas diatas lahan kering. Berjalan terseok-seok didalam lumpur lumaya dalam adalah pengalaman bagiku di dalam hutan.
Lagi-lagi dua malaikat membantuku Iswandi disebelah kiri dan Yusuf di sebelah kanan diriku, mereka telaten mengajarkan menghindari lumpur dan menebas ilalang sekaligus mengusir ular sanca, kobra dan biawak. Baik Iswandi dan Yusuf keduanya pemberani dan berkeyakinan tinggi sekali untuk selamat bukan untuk ku saja tetapi seluruh tim. Kehadiranku melambatkan perjalanan karena terseok-seok melangkah.
Aku dengar yusuf menghiburku : ‘Pak Sedikit lagi, itu punggung Rumah paling pinggir dari hutan ini” Dengan beberapa kali helaan napas, aku lebih terhibur membayangkan istriku duduk di pinggir Pos 4 saja. Dalam angan, wajahnya tersenyum dan menungguku bersama segelas Jus mangga. Siiip, sepertinya jejak ku diatas tebasan ilalang seolah tambah bertenaga, mengejar lamunan tadi.
Aku kecewa berat yang kutemui bersama tim adalah bapak-bapak berbadan tegap dan muka bengis menyodorkan selembar kertas berisi 10 pertanyaan sulit dari materi keselamatan. Yudhi mempersilah duduk dilantai dan dia mengatur dirinya sendiri duduk disampingku mengerjakan soal-soal. Disela-sela mengisi jawaban, aku meneguk minum dua botol air.
Rekan-rekan satu tim mengisi ulang botol air minum. Waktu 5 menit yang disediakan hampir berahir. Kami beruntung, sudah menyelesaikan pertanyaan ke sepuluh.
Pos 5
Sekarang perjalanan dilanjutkan. Berlawanan dengan pos dua menuruni bukit. Kini harus keluar dengan cara menaiki bukit. Paha kaki terasa kejang dan Aduh! aku kaget sekali ketika sudah di puncak, kini dihadapkan oleh sebuah Dinding tegak lurus ketinggian 10 meter harus dilewati dengan cara memanjatnya dengan tali.
Mampu kah aku? terus bertanya-tanya dalam hati. Kami berlima tidak ada yang bersuara. Mimpi apa semalam yah? batinku. Bisikan-bisikan alam bawah sadar mulai bermain. “Kamu Bisa…Kamu Bisa!” aku menoleh kekanan ku, sepertinya setiap orang mendekat ke dinding dan sudah memegangi tali kapal berdiameter 10 cm.
Aku berdoa, Ya Tuhanku, sesungguhnya Aku berlindung kepada Mu dari Sesuatu, memohonkan kepada Mu sesuatu yang aku tidak mengetahui. Kalau kau tidak mengampuniku, dan (tidak) menaruh belas kasihan padaku. Niscaya aku akan termasuk orang yang merugi. Dengan nama Allah yang pengasih lagi Penyayang. Badan gembulku terangkat hingga bisa ke atas lagi hingga puncak tebing. Alhamdullilah lancer lagi nih.
Semangat berkobar-kobar lagi untuk ke Pos 6, uhm tidak semudah itu kawan..! Jawab lah dulu soal-soal pemahaman keselamatan kerja dulu. Lagi-lagi, Aku dan Yudhi duduk mengerjakan soal-soal kelihatannya mudah mengurutkan tugas-tugas ketika menghadapi evaluasi keselamatan, tetapi lumayan memutar otak. Dengan mengucapkan Bismillah kami bisa lalui dengan lancar.
Pos 6
Sekitar satu setengah jam perjalanan dilewat, kamipun menemukan pendopo mirip dengan pos 5. Pikiran kami langsung mengarah pada ujian aksara SMKP. Ternyata tepat dugaanku. Kali ini soal-soal di hampar diatas lantai pendopo dan menyusunnya di papan tulis. Aku dan Iswandi kelelahan, kehabisan napas dan otak ku beku, kecuali syaraf dan otot tangan bekerja layaknya robot, Yudilah mengambil inisiatif merangkai jawaban dan kami berdua memasangnya di papan tulis.
Aku meragukan keberhasilan kami di sini.Dan berjalan kaki di titik nadir, dibawah paling lemah, hancur-hancuran.
Kami berpapasan dengan tim lain yang lagi beristirahat di pinggir jalan perumahan yang lagi beli jamu. Dari jauh aku memberikan yel.. yell.. “siapa yang mau selamat?!”
Yang meresponse tim yang minum jamu, tedengar ” yang mau selamat: Minum Jamu”
Suara ketawa berderai panjang. Diahiri dengan We fi (ke dua tim) berfoto bareng.
Pos 7
Yaa Rabb. Alhamdulillah hampir keluar dari semua persoalan. SSst… diam! itu mbak Lis memanggil… suara Lis menghampir ketelinga kami untuk mengajak mampir sebentar sekedar minum jus mangga. Meskipun bukan isteri sendir, setidak nya persis jawaban di Pos 4. Allah sungguh mengetahui keinginan umatnya yang lagi lelah.
Walaupun terdengar sayup tapi tetap ada hingga finish hanya Reff ini:
“Bahaya di Identifikasi
SOP selalu ditaati
Bonus pasti menghampiri”
Dari bait keseluruhan :
Hati siapa tak gembira
Melihat SIC tampil menawan
Tua muda sepanjang pandangan
Tiada yang menyerah
Beginilah keadaan tim-ku
penuh dengan perlawanan
Berjalan dan berburu
Aku – kamu melaju ke depan
Bahaya di Identifikasi
SOP selalu ditaati
Bonus pasti menghampiri
Andai kami kalah
itu bukan masalah
Dan tak perlu gelisah”